Thursday, July 8, 2010

Usrah: Al Baqarah 1-5

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyanyang. KepadaNya kita datang dan kepadaNya kita kembali.

Allah berfirman maksudnya:
" Alif Lam Mim (1) Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya petunjuk mereka yang bertkwa (2) Mereka yang beriman kepada yang ghaib , melaksanakan solat dan menginfakkan sebahagian rezeki yang kami berikan kepada mereka (3) Dan mereka beriman kepada al Quran yang diturunkan kepadanya dan yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin adanya akhirat (4) Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(5)" Al Baqarah


Surat ini diturunkan di Madinah (Madaniyyah) terdiri dari 286 ayat

الم
1. Alif laam miin

Penjelasan Kalimah
Alif laam miin ini adalah rangkaian huruf hijaiyah dan surat-surat Al-Qur’an yang diawali dengan huruf seperti ini berjumlah 29 surat.
Umumnya para mufasir (pakar tafsir) tidak menjelaskan maksud huruf-huruf ini dan cukup mengatakan, “Hanya Allah yang mengetahui maksudnya (Allahu A’lamu bimurodihi).
Hal itu disebabkan tidak ada sama sekali berita valid dari Nabi Saw mengenai maksudnya. Bahkan Abu Bakar dan Ali bin Thalib menyebutkan bahwa tidak perlu mencari tafsiran huruf-huruf itu kerana bahagian dari ayat mutasyabihat (ayat yang sulit dijelaskan dan hanya Allah saja yang mengetahuinya), dan cukup menyakini saja bahawa itu bahagian dari Al-Qur’an.
Dengan kata lain sebahagian pakar tafsir menyerahkan pengertiannya kepada Allah kerana dipandang termasuk ayat-ayat mutasyabihat dan tidak perlu dikaji lebih lanjut, seperti komen as-Sa’di, pakar tafsir kontempori;
“ Tidak perlu dibahas lebih lanjut karena tidak adanya berita valid dengan menyakinkan bahwa Allah tidak mungkin bergurau dan pasti ada hikmah di balik itu.”
Namun ramai pula pakar tafsir menafsirkan huruf-huruf itu kerana memang nalar akan selalu mencari rahsia atau bahkan hikmah di sebalik huruf-huruf itu, Meskipun kadangkala pandangan mereka berlainan, kadangkala disepakati oleh pakar yang lain dan sebagainya. Dan nampaknya tidak salah jika ada beberapa pakar tafsir tradisional yang mencuba mengungkapkan makna huruf-huruf itu.


Beberapa Pandangan Tafsiran Alif Lam Mim
A. Bahawa Allah memerintahkan untuk tadabbur sekaligus memahami Al-Qur’an dan tidak mungkin ada perkataan dalam Al-Qur'an yang tidak boleh ditafsirkan kerana AL-Qur'an sendiri selalu memerintahkannya seperti yang dianjurkan beberapa ayat:

“Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kalian berfikir.”(QS. Az-Zukhruf:3)

“ (Al-Qur’an) diturunkan dengan (menggunakan) bahasa arab yang jelas.” (QS. Asy-Syu’ara: 195)

Bagi sebahagian pakar tafsir yang menyetujui pandangan ini muncullah beberapa penafsiran tentang huruf-huruf ini antara lain:

1. Huruf-huruf ini biasa digunakan masyarakat arab di dalam sajak/syair/prosa sebagai penganti kalimat-kalimat. Namun pandangan ini dibantah kerana ketidak tahuan mana kalimah yang dibuang dan juga tidak ada satupun sumber yang valid baik dari Nabi, maupun atsar sahabat, mana kalimah yang dibuang tersebut dan apa bentuknya.

2. Huruf- huruf dimaksudkan sebagai kalimah yang menyuarakan tentangan bagi yang meragukan Al-Qur’an. Seakan-akan ada tentangan untuk membuat bandingan Al-Qur’an. Dan maknanya seperti ini:
“ Huruf Alif Lam Mim ini bukanlah huruf –huruf yang asing bagi kalian yang kalian gunakan sehari-hari, kalian sendiri menganggap diri kalian ahli balaghah dan fushah (ahlibahasa; ahli dalam syair/prosa). Kami lah yang menciptakan Al-Qur’an ini, dan cobalah kalian menciptakan bandingan Al-Qur’an itu, dan pastinya kalian tidak akan mampu meskipun hanya satu ayat.”

3. Bahawa huruf-huruf ini merupakan rumus yang biasa digunakan oleh masyarakat arab waktu itu. Alif itu tanda atau rumus dari kalimah Allah, huruf Lam tanda dari Jibril, dan Mim tanda dari kalimat Muhammad.

B. Sebahagian menafsirkan Alif menunjukan kata ana (saya/Allah). Lam menunjukan kata Allah, dan Mim menunjukan lebih tahu (A’lamu). Jadi artinya,” Saya (Allah) lebih mengetahui maknanya. “

C. Ada yang menyebutkan bahwa huruf-huruf itu hanyalah nama dari surat yang bersangkutan. Seperti yang dikemukakan oleh pakar tafsir  Az-Zamakhsyari dan disetujui oleh banyak pakar tafsir lainnya. Pandangan yang mereka kemukakan adalah sebuah hadis:

“ Sesungguhnya Rasulullah Saw pernah membaca di solat subuh di hari jum’at Alif Lam Mim (surah) Sajadah dan (surah) Hal Ata ‘alal Insan.” (HR. Bukhari Muslim)

D. Sebahagian menfasirkan sebagai huruf sumpah (Qasam), yaitu kalimat sumpah yang digunakan untuk menunjukkan Maha Mulia dan Keagungan Allah Swt.
Jadi huruf-huruf ini jika diertikan:
“Demi Allah. Kitab ini tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya,”

Huruf laa sendiri (dari kalimah Laa Raiba Fih) adalah jawapan kalimah sumpah (Qasam).
Penafsiran ini berpedoman pada riwayat Ikrimah (seorang tabi’in, murid Ibnu Abbas) dari riwayat Ibnu Abi Hatim dan diriwayatkan pula oleh ath-Thabari dengan sanad yang sahih yang menyebutkan bahwa Alif Lam Mim adalah huruf sumpah.

E. Jika menggabungkan semua pandangan yang ada, boleh diertikan bahwa Alif Lam Mim ini adalah nama lain dari surah itu, kerana kadangkala satu kata dalam Al-Qur’an boleh diertikan dengan banyak makna. Dan boleh juga diertikan bahawa huruf-huruf itu boleh bererti salah satu dari sifat-sifat Allah.

Kesimpulan
1. Sebahagian pakar yang tidak menfasirkan huruf-huruf ini kerana tidak ada satupun keterangan yang sahih yang valid mengenai erti dari huruf-huruf dan meyerahkan sepenuhnya pengertiannya pada Allah Swt.
2. Sebagian lain mencuba menafsirkan huruf-huruf tersebut kerana Al-Qur’an sendiri selalu memerintahkan bagi para peneliti dan pengkaji Al-Qur’an untuk tadabbur dan merenungi maknanya. Jika ada sebagian ayat yang tidak boleh ditafsirkan bagaimana mungkin boleh tadabbur dan merenungkan hikmah disebaliknya.
3. Sekalipun banyak tafsiran tentang huruf-huruf itu, namun jangan dipastikan bahawa itu adalah tafsiran yang tepat atau benar. Kerana tafsiran ini masih dalam kategori zhani (hanya prasangka belaka) ertinya boleh mengandungi kebenaran atau salah.
4. Ada pandangan menarik dari pakar tafsir kontempori, Mutawali asy-Sya’rawi, bahawa kita tidak wajib mencari jawaban huruf-huruf seperti ini, kerana hal ini diluar perintah dasar, yaitu membaca, taddabur dan akhirnya merngamalkannya.


ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
2. “ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

Erti Kata
(ذَلِكَ ) Kata benda ini (isim Isyarah) meskipun bererti sesuatu yang jauh, namun diertikan ini (هذا ) yaitu sesuatu yang dekat. Ini menunjukan mulia dan agungnya Al-Qur’an ini.
الْكِتَابُ Al-Qur’an
(لاَ رَيْبَ) Tidak ada keraguaan bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Saw. Huruf (لاَ ) adalah Laa naïf li jinsi dan khabarnya wajib dibuang.
(فِيهِ هُدًى) Petunjuk menuju kebahagiaan , kejayaan dunia akhirat
(لِّلْمُتَّقِينَ) Bagi yang bertakwa, takwa adalah takut dari azab Allah kemudian  ketakutan itu diaplikasikan dalam bentuk banyak melakukan taat dan menjauhkan semua larangannya.

Erti Ayat
Allah Saw memberi pernyataan bahwa Al-Qur’an itu adalah kitab milik-Nya yang diturunkan kepada Nabi Saw. Isi Qur’an ini tidak ada sedikitpun kepalsuan apalagi kebohongan bahawa Qur’an ini bukan dari Allah. Sebaliknya Al-Qur’an ini merupakan kunci sukses, sumber hidayah, petunjuk bagi orang yang beriman dan dan bertakwa untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.

Kesimpulan Ayat
1. Menguatkan Iman kepada Allah Swt itu dengan cara mempelajari Al-Qur’an dan mempelajari sunnah Nabi Saw
2. Hidayah atau meminta petunjuk itu dengan cara mempelajari Al-Qur’an itu sendiri.
3. Ayat ini menjelaskan kemuliaan orang yang bertakwa, jadi orang yang takwa itu pasti banyak membaca, mempelajari, dan mengkaji Al-Qur’an.


الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
2. “(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaibyang mendirikan shalatdan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

Erti Ayat
1. Orang yang takwa itu adalah orang-orang yang mempercayai semua ajaran yang dibawa oleh Nabi Saw. Baik tentang masalah ghaib seperti adanya syurga, neraka, hari kiamat dll. Atau tentang sejarah generasi sebelumnya, generasi akan datang apapun kebaikan atau keburukan mereka.
2. Orang bertakwa itu juga suka mengerjakan solat, dan tidak cukup hanya mengerjakan saja, namun  diperhatikan pula syarat wajib, atau adab didalam solat itu sendiri, termasuk saranan untuk khusuk. Dengan demikina solat itu nantinya akan menolak semua keburukan dan kekejinan bagi yang melaksanakannya.
3. Orang bertakwa itu juga menunaikan kewajiban zakat, sering memberi sedekah, ringan tangan membantu kesusahan orang lain, atau sering melakukan kebajikan yang lainnya. Perintah mengeluarkan zakat dan sedekah inipun hanya sebagian kecil saja dan bukan seluruh harta kerana rezeki itu asasnya milik Allah, jadi jangan pelik kaerana ia bukan milik kita.


والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
3. “Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”

Erti Ayat
Orang Mukmin itu mempercayai seluruhnya apa yang dibawa oleh Nabi Saw, begitu pula beriman ada kitab-kitab lainnya yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Orang takwa itu beriman kepada semua Nabi tanpa terkecuali, dan tidak disebut mukmin jika hanya mempercayai sebagian dari para Nabi itu.


أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
5. “Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”

Erti Ayat
Mereka inilah yang akan mendapat kebahagiaan karena mereka mau menjalankan semua perintah Allah Swt dan mahu menjauhi semua larangan-Nya. Mereka akan akan menjadi manusia berjaya, manusia paling bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails